Pakkat merupakan kecamatan kecil yang masyarakatnya hidup dalam keberkahan dan mempunyai visi dan pandangan yang membangun untuk bangsa dan negara.
Puluhan tokoh nasional, dari berbagai latar belakang telah lahir dari daerah yang dilalui jalur transportasi dari Dolok Sanggul ke Barus ini.
Di antaranya sebagai tokoh masyarakat, ilmuwan, akademisi, pejabat, petinggi TNI/Polri dan lain sebagainya.
Mereka ada yang berdomisili di Pulau Jawa, Sumatera bahkan di luar negeri.
Tapi, ternyata di Pakkat sendiri banyak tokoh-tokoh muda yang sedang tumbuh dan berpotensi menjadi pemimpin bangsa di masa depan, baik untuk skala lokal maupun nasional.
Tanpa mengurangi hormat penulis kepada beberapa sosok yang tak dapat kami sebutkan satu per satu, kiranya tulisan ini dapat menjadi doa bagi mereka agar terus berkarya dan menunjukkan prestasi terbaik untuk masyarakat.
Di antara tokoh muda yang mengayomi masyarakat adalah Ust Mas Ismail Simanjuntak atau dikenal akrab dengan bang Mas.
Beliau adalah murid dari KH Ibrahim Lubis semasa pengajian dan senior bagi kalangan muda setempat. Ust Ibrahim merupakan Ketua MUI Pakkat yang merupakan lulusan pesantren tertua di Sumatera Utara, Musthafawiyah Purba Baru.
Selain Ust. Lubis, lulusan lain pesantren ini yang berdomisili di Pakkat adalah alm. Mahmun Syarif Marbun, adinda dari Buya Ali Akbar Marbun, pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan dan cabangnya di Lae Toras, Tarabintang, Humbang Hasundutan. Keduanya juga lulusan Purba Baru.
Mas Ismail semasa kecil merupakan murid pengajian yang disukai teman-temannya. Walau lebih senior dari rekannya H. Ahmad Jubeir, keduanya sering tampil dalam berbagai kompetisi mengaji, tilawah dan lain sebagainya di berbagai ajang tingkat kecamatan dan kabupaten, saat itu.
Kini Ust Mas, begitu panggilannya, mengabdikan diri pada masyarakat Pakkat sekitarnya dan sering menggantikan posisi Ust Lubis bila berhalangan dalam berbagai agenda sosial yang dibutuhkan.
Berikutnya adalah H. Ahmad Jubeir Marbun. Beliau pernah kuliah di India usai mengajar di Pesantren Al Kautsar Al Akbar cabang Lae Toras, Humbang Hasundutan.
Selama kuliah di India, dia menyempatkan diri untuk mengabdi kepada masyarakat sebagai petugas haji melalui tenaga musiman Kementerian Agama RI di Jeddah, Arab Saudi.
Dia kuliah di Universitas Bangalore, melalui beasiswa ICCR (Indian Council for Cultural Relations). Di kampus yang terletak di selatan India tersebut, jumlah mahasiswa Indonesia sangat sedikit sehingga memaksanya bergaul hampir saban hari dengan mahasiswa asing dari AS, Asia dan Afrika.
Kembali ke Indonesia, dia pernah dihadapkan kepada dua pilihan yang pelik. Saat dia sedang kampanye menjadi caleg untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat Sumut dari Partai PPP, dia diterima sebagai CPNS di Humbang Hasundutan sebagai guru.
Jiwa keikhlasan dan tekad untuk mengabdi mendorongnya memilih profesi guru, meneruskan pengabdiannya sebagai guru di Pesantren Lae Toras, hanya saja kini di sekolah pemerintah. Diapun mengundurkan diri dari kampanye untuk memenuhi aturan yang berlaku.
Dengan mengajar, dia bisa mengabdi dan mengamalkan ilmunya yang akan sangat berguna baginya kelak di akhirat; sebagai amal jariyah baginya dan bagi keluarganya, khususnya kepada ayahandanya Jureman Marbun/Op. Diyanah/Sultan Marbun.
Dari pengalamannya mengajar di dua tempat, berbagai alumni dan lulusan pernah dia didik, mereka yang kelak menjadi bibit-bibit unggul generasi bangsa. (lihat profil lengkapnya)
Tokoh muda lainnya adalah Ust. Muslih Lubis yang merupakan putra dari KH. Ibrahim Lubis. Sebagaimana ayahandanya, dia juga merupakan lulusan berikutnya dari Purba Baru, setelah generasi pendahulu.
"Doakan, anak saya dapat menggantikan saya mengabdi kepada masyarakat," kata Ust Lubis senior baru-baru ini kepada penulis.
Kini Ust Ulli, nama panggilannya, yang juga lulusan perguruan tinggi di Yogyakarta, membantu ayahanda dalam berbagai kegiatan, mulai dari pelaksanaan manasik haji, pengelolaan madrasah, manajemen masjid dan berbagai kegiatan mulia lainnya.
Semoga kelak Ust Ulli dapat terus berkarya sehingga masyarakat akan mendapat berkah dengan mempunyai pemimpin-pemimpin yang dihormati di masa depan.
Tokoh muda lain yang layak disebut adalah H. Yusuf Marbun, MA, sosok low profile dan tawadhu yang kini berdomisili di Pakkat.
Lulusan Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan, Aligarh Muslim University dan pascasarjana di Jamia Millia Islamia University, New Delhi ini, dua jenjang terakhir dari jalur ICCR, merupakan pribadi yang cinta dan mengabdi kepada orang tua.
Demi membahagiakan orang tua, apapun akan dilakukan termasuk menolak berbagai tawaran kerja di Yordania, Malaysia, kesempatan menjadi Dosen di berbagai universitas dalam negeri dan lain sebagainya.
Walaupun kini tak langsung terjun ke berbagai bidang masyarakat, tapi riwayatnya telah menjadi inspirasi bagi anak-anak usia sekolah untuk rajin belajar.
Pengelola Yayasan Mahmun Syarif Marbun ini, juga siap setiap saat dimintai pendapatnya membangun media, khususnya www.tobapos.com.
Selama di India, tercatat dia sudah dua kali menjadi petugas haji Kementerian Agama RI dari tenaga musiman di Makkah Arab Saudi dan beberapa pengalaman kerja part-time semasa kuliah.
Selama di India, tercatat dia sudah dua kali menjadi petugas haji Kementerian Agama RI dari tenaga musiman di Makkah Arab Saudi dan beberapa pengalaman kerja part-time semasa kuliah.
Dia merupakan adik dari H. Jukifli Marbun, MA, yang pernah menjadi Ketua periode ketiga Punguan Muslim Pakkat di Jakarta dan Sekitarnya (PMPS), sebuah paguyuban yang didirikan oleh alm. Kombes Kasirun Sihotang, dan juga pernah menjadi Anggota Dewan Penasihat Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) pada periode kepemimpinan DR. Marhaban Sigalingging.
Bang Yusuf, begitu panggilannya, juga mempunyai adik Julkarnaen Marbun dan Nurjuriyatussifah Marbun, MA, yang kini menjadi Kepala Sekolah Madrasah Aliyah, Pesantren Al Kautsar Al Akbar di Medan.
Selain tokoh-tokoh muda di atas, sebenarnya Pakkat dipenuhi oleh generasi-generasi terbaik bangsa. Mereka yang akan mewarnai dan ikut berpartisipasi membangun bangsa dan negara Indonesia tercinta di masa depan.
Mari berdoa untuk mereka dan tokoh-tokoh lain yang tak dapat kami sebut satu per satu, yang berdomisili di Pakkat maupun di perantauan, yang kelahiran Pakkat atau kelahiran luar tapi menetap di Pakkat, untuk tetap berkarya kepada masyarakat, dijaga dan diberkahi oleh Allah SWT dengan rezeki kesehatan dan karunia yang melimpah.
اللهم إنا نسألك خير المسألة ، وخير الدعاء ، وخير النجاح ، وخير العمل ، وخير الثواب ، وخير الحياة ، وخير الممات ، وثبتنا ، وثقل موازيننا ، وحقق إيماننا ، وارفع درجاتنا ، وتقبل صلاتنا ، واغفر خطيئاتنا ، ونسألك الدرجات العلى من الجنة .اللهم إنا نسألك فواتح الخير ، وخواتمه ، وجوامعه وأوله وآخره ، وظاهره ، وباطنه والدرجات العلى من الجنة ، آمين .اللهم إنا نسألك خير ما نأتي ، وخير ما نفعل ، وخير ما نعمل ، وخير ما بطن ، وخير ما ظهر ، والدرجات العلى من الجنة ، آمين .
اللهم إنا نسألك أن ترفع ذكرنا ، وتضع وزرنا ، وتصلح أمرنا ، وتطهر قلوبنا ، وتحصن فروجنا ، وتنور لنا قلوبنا ، وتغفر لنا ذنوبنا ، ونسألك الدرجات العلى من الجنة ، آمين .اللهم إنا نسألك أن تبارك لنا في أنفسنا ، وفي أسماعنا ، وفي أبصارنا ، وفي أرواحنا ، وفي خُلقنا ، وفي خَلقنا ، وفي أهلينا ، وفي محيانا ، وفي مماتنا ، وفي أعمالنا ، فتقبل حسناتنا ، ونسألك الدرجات العلى من الجنة ، آمين
اللهم إنا نسألك أن ترفع ذكرنا ، وتضع وزرنا ، وتصلح أمرنا ، وتطهر قلوبنا ، وتحصن فروجنا ، وتنور لنا قلوبنا ، وتغفر لنا ذنوبنا ، ونسألك الدرجات العلى من الجنة ، آمين .اللهم إنا نسألك أن تبارك لنا في أنفسنا ، وفي أسماعنا ، وفي أبصارنا ، وفي أرواحنا ، وفي خُلقنا ، وفي خَلقنا ، وفي أهلينا ، وفي محيانا ، وفي مماتنا ، وفي أعمالنا ، فتقبل حسناتنا ، ونسألك الدرجات العلى من الجنة ، آمين
Semoga kelak, Pakkat dan tokoh-tokoh yang lahir dari bumi-nya serta yang akan lahir di tempat yang subur ini, tetap dapat berkontribusi dengan prestasi terbaiknya untuk bangsa dan negara yang tercinta.
Begitu juga doa kepada Allah SWT agar selalu merahmati guru-guru penulis, yang masih hidup atau yang sudah wafat, khususnya alm ayahanda Jureman Marbun yang dikenal dengan nama Mahmun Syarif Marbun semasa studi di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Mandailing Natal, Tuan Guru Syeikh Ali Akbar Marbun, dikenal dengan sebutan Buya Ali Akbar Marbun, kini Rais Syuriah PBNU, Ketua Dewan Ulama Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) dan pengasuh Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar.
Juga kepada guru KH. Ibrahim Lubis, Ketua MUI Pakkat, guru-guru di sekolah, pesantren, guru-guru di India (baik dalam ilmu hadits maupun lainnya), Yordania (sastra arab) dan lain sebagainya yang tak dapat kami sebut satu persatu.
Begitu juga doa kepada Allah SWT agar selalu merahmati guru-guru penulis, yang masih hidup atau yang sudah wafat, khususnya alm ayahanda Jureman Marbun yang dikenal dengan nama Mahmun Syarif Marbun semasa studi di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Mandailing Natal, Tuan Guru Syeikh Ali Akbar Marbun, dikenal dengan sebutan Buya Ali Akbar Marbun, kini Rais Syuriah PBNU, Ketua Dewan Ulama Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) dan pengasuh Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar.
Juga kepada guru KH. Ibrahim Lubis, Ketua MUI Pakkat, guru-guru di sekolah, pesantren, guru-guru di India (baik dalam ilmu hadits maupun lainnya), Yordania (sastra arab) dan lain sebagainya yang tak dapat kami sebut satu persatu.
About Admin2
Blog ini dibuat oleh Ketua PMPS periode ketiga secara pribadi untuk silaturrahmi. Usai pergantian kepengurusan,blog dipertahankan sebagai media bagi mempererat dan menyimpan memori yang baik.
0 comments:
Post a Comment