Ankara menganggap YPG yang didukung AS dkk merupakan cabang PKK dari Turki dan menjadi tulang punggung pemerintahan SDC di Timur Suriah.
Namun kali ini, usaha Presiden Tayyip Erdogan dinilai bakal sia-sia karena terdapat lima negara atau pihak sekaligus yang keberatan dengan operasi militer itu.
Pertama adalah AS dkk, kedua Rusia, ketiga Iran, keempat rejim Bashar Al Assad dan tentunya kelima pemerintahan SDC itu sendiri.
Meski tak diakui oleh Assad, pemerintahan SDC/SDF/AANES Suriah menguasai 30 persen wilayah Suriah dengan 70 persen aset migas. Dari segi SDA pemerintahan ini menjadi yang terkaya di antara empat pemerintahan lainnya.
Pasukan SDF diperkirakan sekitar 150 ribu ditambah milisi YPG yang diperkirakan sekitar 130 ribuan.
Mereka memperjuangkan otonomi daerah Rojava yang belakangan bernama AANES dengan rejim Bashar Al Assad. Dengan demikian mereka mengakui Assad sebagai pemerintah Suriah namun memiliki pemerintahan tandingan SDC jika negosiasi dengan Assad gagal.
Walau di lapangan pasukan SDF yang didukung AS dkk sering bentrok dengan pasukan rejim, namun SDF mengajak kerja sama pasukan rejim dan Rusia menjaga perbatasan dengan Turki.
SDF kelihatan tidak mengkhawatirkan kebijakan Turki karena dengan kekuatan sekitar 300 ribu pasukan akan merepotkan Ankara mewujudkan niatnya.
Lalu apa kira-kira tujuan Erdogan cek ombak kali ini?
Dari berbagai analisis dapat disimpulkan:
1. Erdogan ingin mengatakan kepada warganya bahwa pemerintah serius menangani masalah pengungsi dan tidak akan dibiarkan menjadi problematika abadi di masa depan Turki.
2. Erdogan juga ingin masalah pengungsi diperhatikan oleh rejim Assad dengan mempermudah kembalinya pengungsi ke rumah masing-masing tanpa intimidasi, teror dan penghilangan paksa yang selama ini terjadi.
3. Tujuan pembangunan buffer zone adalah untuk menjamin keamanan dalam negeri Turki dari pemboman dan sabotasi infrastruktur oleh gerombolan PKK.
4. Erdogan juga ingin Assad pro aktif melawan pemerintahan SDC walau Ankara tahu bahwa Damaskus pasti akan kesulitan karena SDC/SDF dibackup AS dkk.
5. Turki disebut menggunakan momen ini untuk meningkatkan pengaruhnya kepada AS dan NATO. Tujuannya agar embargo senjata ke Turki dihapus dan dibuka peluang kepada Ankara untuk kembali dapat memiliki F-35 yang sudah pernah dibeli namun dibatalkan oleh Trump.
6. Turki juga ingin melihat reaksi Swedia dan Finlandia yang selama ini memberikan dukungan penuh ke SDC/SDF.
7. Secara tidak langsung, Turki mendorong peran pemerintahan interim (SIG) yang didukungnya untuk melakukan kontak dan negosiasi dengan SDC/SDF.
8. Langkah ini juga menciptakan kohesi antar faksi yang berada di militer SIG yang selama ini kurang kompak.
9. Mengedepankan kembali isu Suriah yang selama ini sempat lenyap oleh hiruk pikuk konflik Ukraina vs Rusia.
10. Mengingatkan kembaki bahwa isu Suriah belum final dan keberadaan pasukan asing khususnya AS dkk harus menjadi perhatian global.
About Admin2
Blog ini dibuat oleh Ketua PMPS periode ketiga secara pribadi untuk silaturrahmi. Usai pergantian kepengurusan,blog dipertahankan sebagai media bagi mempererat dan menyimpan memori yang baik.
0 comments:
Post a Comment